Dinas Kesehatan Kota Manado
  • Beranda
  • Profil
  • Layanan
  • Berita dan Informasi
  • Menu

MAHASISWA PROFESI NERS, DIUJI KETRAMPILANNYA DI PUSKESMAS BAHU!

26 September 2019/0 Comments/in dinkes manado, kesehatan, News /by Dinkesmdo

Dinas Kesehatan Kota Manado melakukan Penerimaan Mahasiswa Praktek Profesi Ners Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado pada hari Selasa, 24 September 2019 bertempat di Lantai 2 Ruang pertemuan Dinas Kesehatan Kota Manado.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado yang diwakili oleh Kepala Bidang Sumber Daya Manusia, yang didampingi oleh Wakil Direktur 3 dan Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado.

Kepala Dinas Kesehatan menyatakan, mahasiswa profesi Ners memiliki keunggulan khusus dibandingkan dengan mahasiswa praktek dari S1/D4 dan D3, karena telah menjalani berbagai bentuk praktek di Puskesmas dan Rumah Sakit sehingga banyak ide, inovatif bahkan kreatif yang telah diperoleh sebelumnya untuk diberikan pada tempat praktek sekarang ini.

“Saya mengapresiasi kepada mahasiswa praktek profesi Ners saat ini, dan saya menginginkan agar harus mampu membangun kerjasamadengan Puskesmas untuk memecahkan masalah maternitas (AngkaKesakitan, Kematian Ibu dan Bayi) melalui tindakan pelayanan asuhan keperawatan (standar asuhan keperawatan-Askep) pada ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan gangguan reproduksi pada ibu yang dilakukan melalui 5 aspek asuhan keperawatan yaitu Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Tindakan, Evaluasi dan dokumentasi sebagai landasan teori yang mahasiswa miliki”.tuturnya.

Sementara itu Direktur Poltekes Kemenkes yang diwakili oleh Wakil Direktur 3, menyatakan bahwa Mahasiswa praktek ini akan mengimplementasi mata kuliah Maternitas langsung ke Rumah Sakit dan Puskesmas selama 3 bulan, sehingga mendapatkan pengalaman yang berharga berkaitan dengan ilmu yang diperoleh di kampus dan saat ini adalah jadwal di Puskesmas.

“Praktek ini merupakan implementasi ketrampilan yang akandiaplikasikan di Puskesmas dan Rumah sakit, sehingga pokok bahasan pada mata kuliah Maternitas dapat diselesaikan melalui praktek-praktek sesuai sasaran atau target dalam silabus, sedangkan teori yang didapat telah diaplikasikan langsung di kampus Poltekkes kemenkes Manado, jadi jangan sia-siakan kesempatan belajar lapangan ini!”,

Praktek Profesi Ners merupakan penerapan Mata Kuliah Maternitas terdiri dari Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir (BBL), Ibu Nifas, serta Ibu dengan gangguan reproduksi, dengan Tujuan agar mahasiswa dapat melakukan hal-hal seperti 1). pengkajian keperawatan, 2) merumuskan diagnosa keperawatan sesuai pengkajian, 3) membuat perencanaan sesuai diagnose keperawatan, 4) memberi tindakan keperawatan sesuai perencanaan keperawatan, 5) mengevaluasi sesuai tindakan asuhan keperawatan , 6) mendokumentasikan asuhan keperawatan, Ujarnya

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dijadwalkan untuk memberikan materi tentang Permenkes nomor 75 tahun 2014 dimana Puskesmas melaksanakan program atau kegiatan seperti (1) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat (2). UKM Pengembangan, (3) Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) kefarmasian, dan laboratorium, (4) Jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Juga dilanjutkan dengan materi tentang Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Manado sesuai Peraturan Walikota Manado Nomor 38 Tahun 2016 dan struktur organisasi Puskesmas  sesuai Peraturan Walikota Manado Nomor 58 Tahun 2017.

“Dalam UKM esensial terdiri dari Kesehatan Ibu dan Kesehatan Anak, Keluarga Berencana serta gangguan reproduksi pada wanita yang diaplikasikan program-program atau kegiatan pada poli KIA/KB, ruangan rawat inap persalinan, serta luar gedung seperti pelayanan posyandu, PIS-PK melalui kunjungan langsung kepada di kelurahan yang akan menjadi perhatian khusus untuk dilakukan dan dianalisa serta diinterpretasi oleh mahasiswa dalam bentuk laporan praktek nanti. Oleh karena itu mahasiswa pasti akan berkecimpung dan berhadapan langsung pasien, keluarga dan masyarakat maka hendaknya dapat menggunakan metode komunikasi yang tepat dan santun, sesuai dengan etika, norma di tempat di Puskesmas serta masyarakat yang mempunyai nilai-nilai budaya tersendiri”, katanya

Disela-sela kegiatan ini dilaksanakan pula penerimaan mahasiswa praktek profesi Ners secara simbolis melalui pemasangan tanda pengenal atau kartu identitas kepada 8 mahasiswa yang akan digunakan selama praktek. Pemasangan kartu identitas dilakukan masing-masing  oleh Kepala Dinas Kesehatan, Direktur Poltekes Kemenkes Manado, Ketua Jurusan keperawatan, Seksi SDMK, Pembimbing Puskesmas Bahu, Para Kaprodi dan Sekprodi Profesi ners serta Dosen Pembimbing Poltekkes Kemenkes Manado yang hadir

Untuk diketahui bahwa penyelenggara kegiatan adalah Dinas Kesehatan Kota Manado melalui Seksi Sumberdaya Manusia Kesehatan (SDMK) dengan peserta mahasiswa Praktek sebanyak 29  orang dan turut dihadiri langsung Dra. Selfie Ulaen, M.Kes. sebagai Wakil Deruktur 3,  Bapak Jon W. Tangka., M.Kep., Ners., Sp. KMB selaku Ketua Jurusan Keperawatan, serta diikuti pula oleh Ketua dan Sekretaris Program Studi Ners masing-masing Ners Sisfiani Sarimin, M.Kep., Ns., Sp. Kep. An dan Tineke Tololiu, Ns., M.Kep. dan para Dosen Pembimbingmasing-masing Ns. Monica Tadiayuk., M.Kes dan Ns. Esther Tamunu., M.Kep. juga dihadiri oleh Pembimbing Praktek Bapak di Puskesmas Bahu Bapak Maykel Kristian Umboh, S.Kep, Ns  Setelah selesai dengan pembekalan dilanjutkan dengan penerimaan langsung oleh Puskesmasyang akan menjadi tempat pelaksanaan Praktek di Puskesmas Bahu terhitung mulai tanggal 24 September 2019 sampai 21 Desember 2019.  Sebelum mahasiswa kembali ke kampus maka harus dilakukan evaluasi praktek tanggal 21 Desember 2019 di Dinas Kesehatan Kota Manado untuk mengetahui pelaksanaan praktek di Puskesmas.

https://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2019/10/FDF99B71-B742-4FAF-B852-601D6D64B377.jpeg 780 1040 Dinkesmdo http://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2017/12/dinkes-logo-500px.png Dinkesmdo2019-09-26 16:54:092019-10-22 16:59:40MAHASISWA PROFESI NERS, DIUJI KETRAMPILANNYA DI PUSKESMAS BAHU!

1 PENERIMAAN MAHASISWA PESERTA PRAKTEK PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT (PPKM) JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS (TLM) POLTEKKES KEMENKES MANADO DI DINAS KESEHATAN KOTA MANADO TAHUN 2019

23 September 2019/0 Comments/in dinkes manado, kesehatan, News /by Dinkesmdo

Kegiatan Penerimaan Mahasiswa Peserta Praktek Pembangunan Kesehatan Masyarakat (PPKM) Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Poltekkes Kemenkes Manado di Dinas Kesehatan Kota Manado Tahun 2019, yang dilaksanakan pada hariSenin, 23 September 2019 yang dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado melalui Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Bapak Ronny Suoth, SKM, S.Psi., M.Kes. Dalam sambutannya Kepala Dinas Kesehatan  meminta  agar setiap mahasiswa menggunakan kesempatan ini untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di Kampus dan memberdayakanilmu tersebut melalui praktek di Puskesmas sehingga dapat mewujudkandari perpaduan antara ilmu yang didapatkan di Kampus dan praktek ilmu yang akan diperoleh di Puskesmas. “ Silahkan mahasiswa bertanya kepada senior-senior yang ada di Puskesmas, dan setiap CI (Clinical Instruktur) yang diberi tanggung jawab untuk membimbing dan mereka wajib memberikan waktu dan perhatian yang maksimal sehingga proses pembelajaran di lapangan mendapatkan nilai tambah yang positif, melalui target-target yang diharapkan oleh mahasiswa” katanya. “Begitu  juga dengan pihak pembimbing dari Kampus agar memberikan bimbing secara periodik dengan kunjungan di Puskesmas sebanyak 2-3 kali selama praktek” Ucapnya.

Sebelum sambutan dari Kepala Dinas Kesehatan, maka telah diawali dengan sambutan dari Direktur Poltekkes Kemenkes. Dra. Elisabeth N. Barung, M.Kes., Apt. “ Poltekkes Kemenkes Manado mempunyai 7 jurusan dengan 13 program studi, tetapi tahun 2020 akan dibuka program studi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), Bank Darah, Prodi D4 TLM, Tahun 2019 saat telah dibuka Program Studi Promosi Kesehatan dan saya menggunakan kesempatan untuk memberikan informasi kepada Puskesmas dan Dinas Kesehatan” Ucapnya. Setelah selesai memberikan sambutan dilanjutkan dengan Penerimaan secara simbolis melalui pemasangan Jaket Almamater kepada 12 mahasiswa yang akan digunakan selama praktek, pemasangan ini dilakukan masing-masing oleh Kepala Bidang SDK , Direktur Poltekkes Kemnkes, Seksi SDMk, Puskesmas dan para dosen di Jurusan TLM.

Pemkelalan/Materi Praktek oleh Kepala Bidang Sumber Daya Manusia dengan materi tentang program atau kegiatan Puskesmas sesuai Permenkes nomor 75 tahun 2014, serta Peraturan Walikota Manado Nomor 58 Tahun 2017 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unita Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat dan Instalasi Farmasi pada Dinas Kesehatan Kota Manado serta kegiatan-kegiatan di Dinas Kesehatan sesuai Peraturan Walikota Manado Nomor 38 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja dan Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Manado Tipe A. Berkaitan dengan materi Pembekalan maka Kepala Bidang SDK mengatakan bahwa “Puskesmas yang tempat praktek harus memberikan informasi tentang kegiatan atau program-program yang sedang dilaksanakan saat ini dan tetap menekankan pada 4 program prioritas Puskesmas  dari 12 program dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu (1) Penanganan kesehatan Ibu Hamil sesuai standar, (2) Pelayanan Ibu bersalin, (3) Pelayanan Bayi Baru Lahir (BBL) dan (4) program kesehatan jiwa”. Katanya.

Penyelenggara kegiatan adalah Dinas Kesehatan Kota Manado Seksi Sumberdaya Manusia Kesehatan (SDMK) Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) dengan peserta kegiatan dari Clinical Instruktur (CI)Puskesmas diwakili oleh Indriyati Sasantini, AMd.AK (Puskesmas Bahu) Irmawati, AMd.Kes (Puskesmas Wawonasa) dan Jaclin Poeleo, S.Kep., Ns,(Puskesmas Kombos)  serta dari  Poltekkes Kemenkes Manado yaitu Mahasiswa Jurusan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) sebagai peserta Praktek sebanyak 49 orang dan turut dihadiri langsung Dra. Elisabeth N. Barung, M.Kes., Apt., sebagai Direktur Poltekkes Kemenkes, Elne Vieke Rambi, S.Pd., M.Si sebagai Ketua Jurusan TLM, Muhamad Ali Makaminan, S.Kep., Ns., M.Kes sebagai Sekretaris Jurusan TLM dan dosen Pembimbing masing masing Rudolf A. Tatuh, S.Pd., dan dan Dyan Sukandar, SKM, M.Kes. Setelah selesai dengan pembekalan dilanjutkan dengan penerimaan langsung oleh Puskesmas yang akan menjadi tempat pelaksanaan Praktek di Puskesmas Bahu, Tuminting, Ranotana Weru, Wawonasa, Tikala Baru, Ranomuut, Kombos dan Paniki Bawah selama 21 hari kerja terhitung mulai tanggal 23 September 2019 sampai 16 Oktober 2019.  Sebelum mahasiswa kembali ke kampus maka harus dilakukan evaluasi praktek tanggal 16 Oktober 2019 di Dinas Kesehatan Kota Manado untuk mengetahui pelaksanaan praktek di Puskesmas.

https://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2019/09/5B3B27DA-A40E-462D-BBC6-69B5494FE6C7.jpeg 780 1040 Dinkesmdo http://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2017/12/dinkes-logo-500px.png Dinkesmdo2019-09-23 07:41:232019-09-30 08:14:201 PENERIMAAN MAHASISWA PESERTA PRAKTEK PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT (PPKM) JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS (TLM) POLTEKKES KEMENKES MANADO DI DINAS KESEHATAN KOTA MANADO TAHUN 2019

MAGANG MAHASISWA FKM UNSRAT YANG BERKUALITAS MEMBERIKAN DAMPAK TERHADAP PENYELESAIAN MASALAH KESEHATAN DI PUSKESMAS

5 September 2019/0 Comments/in dinkes manado, kesehatan, News, pengumuman /by Dinkesmdo


Kegiatan Penerimaan Mahasiswa Peserta Praktek/Magang MahasiswaFakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unsrat Manado yang terbagiatas bidang minat Kesehatan Lingkungan, Gizi, Promosi Kesehatan, Surveilan, Administrasi Kebijakan Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Manado Tahun 2019, yang dilaksanakan pada hari Senin, 4 September 2019 yang dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado. Dalamsambutannya Kepala Dinas Kesehatan  meminta  agar setiap mahasiswamenggunakan kesempatan ini untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di Kampus dan memberdayakan ilmu tersebut melalui praktekdi Puskesmas sehingga dapat mewujudkan dari perpaduan antara ilmuyang didapatkan di Kampus dan praktek ilmu yang akan diperoleh diPuskesmas.

FKM UNSRAT sangat mendukung penuh kegiatan penerimaanmahasiswa praktek di Dinas Kesehatan Kota Manado sebelummahasiswa turun ke Puskesmas sebagai tempat pelaksanaan praktek, karena dengan adanya penerimaan mahasiswa, akan membentukhubungan emosional yang baik dengan suasana ditempat magang nanti, karena itu pada momen penerimaan ini pihak Puskesmas dan DinasKesehatan mengambil kesempatan untuk memberikan informasitentang gambaran umum mengenai program-program atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Manado, sehingga mahasiswa dapat melakukan analisa atau telaanterhadap teori yang diperoleh melalui kampus untuk dimplementasikan dalam praktek nyata melalui kegiatan praktek.

Untuk mensukseskan praktek ini, maka setiap Puskesmas telah menunjuk petugas kesehatan sebagai pembimbing lapangan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan program studi dari setiapmahasiswa peserta praktek serta ditunjang lagi oleh pembimbingakademik dari kampus. Dukungan kegiatan ini pula sudah di atur dalambentuk MoU antara pihak Dinas Kesehatan Kota Manado dengan pihak FKM Unsrat akan menjadi regulasi pengikat yang kuat, dimana Puskesmas harus memberikan perhatian bahkan bimbingan maksimal melalui kegiatan dalam magang dari mahasiswa seperti melakukan identifikasi masalah di Puskesmas, mahasiswa menetukan prioritasmasalah, memberikan rekomendasi untuk pemecahan masalah, membuat kajian pemecahan masalah melalui kesesuaian  antara teori yang diaplikasikan di Kampus dan ketrampilan yang diaplikasikandalam praktek di Puskesmas.

Diharapkan kehadiran magang mahasiswa yang berkualitasmemberikan dampak terhadap penyelesaian masalah kesehatan dipuskesmas, karena itu mahasiswa harus memberikan kontribusi berupaide, pemikiran yang kreatif dan inovatif dalam memecahkan masalahkesehatan di Puskesmas”, ujan dr. Ivan Sumenda Marthen, MM., selakuKepala Dinas Kesehatan Kota Manado.

Setelah selesai memberikan sambutan dilanjutkan dengan Penerimaan secara simbolis melalui pemasangan tanda pengenal atau kartu identitaskepada 12 mahasiswa yang akan digunakan selama praktek. Pemasangan kartu identitaa dilakukan masing-masing  oleh Kepala Dinas Kesehatan, Ketua dan Sekretaris Panitia Magang FKM, Kepala Bidang SDK, Seksi SDMK, KTU Puskesmas yang hadir.

Pembekalan/Materi Praktek oleh Kepala Bidang Sumber Daya Manusiadengan materi tentang program atau kegiatan Puskesmas sesuaiPermenkes nomor 75 tahun 2014, serta Peraturan Walikota Manado Nomor 58 Tahun 2017 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unita Pelaksana Teknis Daerah PusatKesehatan Masyarakat dan Instalasi Farmasi pada Dinas KesehatanKota Manado serta kegiatan-kegiatan di Dinas Kesehatan sesuaiPeraturan Walikota Manado Nomor 38 Tahun 2016 tentang SusunanOrganisasi Tata Kerja dan Rincian Tugas dan Fungsi Dinas KesehatanKota Manado Tipe A. Berkaitan dengan materi Pembekalan makaKepala Bidang SDK mengatakan bahwa “Puskesmas yang menjaditempat praktek harus memberikan informasi tentang kegiatan atauprogram-program yang sedang dilaksanakan saat ini dan tetapmenekankan pada 4 program prioritas Puskesmas  dari 12 program dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu (1) Penanganankesehatan Ibu Hamil sesuai standar, (2) Pelayanan Ibu bersalin, (3) Pelayanan Bayi Baru Lahir (BBL) dan (4) program kesehatan jiwa”. Ungkapnya.

Penyelenggara kegiatan adalah Dinas Kesehatan Kota Manado SeksiSumberdaya Manusia Kesehatan (SDMK) Bidang Sumber DayaKesehatan (SDK) dengan peserta mahasiswa Praktek sebanyak 60  orang dan turut dihadiri langsung dr. Eva Mantjoro, Phd. SelakuKetua Panitia Magang Yulianti Sanggelorang, SKM, MPH selakuSekretaris Panitia Magang juga dihadiri oleh Kepala Tata Usaha (KTU) Puskesmas diwakili oleh Esther Agnes Solang, A.Md. Kep.(Puskesmas Wenang), Dewi Asmarini Amir, A.Md.Kep. (PuskesmasTeling Atas), Yunita  Arlinda Komansilan (Puskesmas Sario), Agustin Femmy Helmy Kandou, S.Kep. M.Kes. (Puskesmas Ranotana Weru), Juspitje Mohor, S.Sos. (Puskesmas Kombos), Cerlin Maria Montung, A.Md.Kep., SKM (Puskesmas Bahu), Dahlan Karim, S.ST (PuskesmasWawonasa)  Setelah selesai dengan pembekalan dilanjutkan denganpenerimaan langsung oleh Puskesmas yang akan menjadi tempatpelaksanaan Praktek di Puskesmas Bahu, Minanga, Sario, RanotanaWeru, Wenang, Tikala Baru, Wawonasa, Kombos, Ranomuut,Bailang, Teling Atas, Bailang, Teling Atas selama 21 hari kerjaterhitung mulai tanggal 4 September 2019 sampai 27 September 2019.  Sebelum mahasiswa kembali ke kampus maka harus dilakukanevaluasi praktek tanggal 27 September 2019 di Dinas Kesehatan Kota Manado untuk mengetahui pelaksanaan praktek di Puskesmas.

https://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2019/10/8570C986-4CB6-4969-A885-6939158D6D54.jpeg 960 1280 Dinkesmdo http://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2017/12/dinkes-logo-500px.png Dinkesmdo2019-09-05 16:41:312019-10-22 16:53:37MAGANG MAHASISWA FKM UNSRAT YANG BERKUALITAS MEMBERIKAN DAMPAK TERHADAP PENYELESAIAN MASALAH KESEHATAN DI PUSKESMAS

Beri ASI Sampai 2 Tahun Untuk Wujudkan Keluarga Sehat

22 April 2019/0 Comments/in dinkes manado, kesehatan, News /by Dinkesmdo
Gizi baik menjadi landasan bagi setiap individu untuk mencapai potensi maksimal yang dimilikinya. Gizi baik juga dapat memutus rantai kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya dapat memberikan dampak positif bagi individu, keluarga, dan masyarakat.
Di masa awal kehidupan seorang anak terdapat istilah periode 1000 hari pertama dalam kehidupan yang terdiri dari 270 periode hari didalam kandungan dan 730 hari periode setelah kelahiran. Pada Periode 730 hari setelah kelahiran atau 2 tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan periode sensitif yang menentukan kualitas hidup di masa yang akan datang, dimana akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Pada periode ini pula, pemberian ASI menjadi salah satu fondasi utama seorang anak agar tumbuh menjadi manusia Indonesia yang sehat, cerdas dan produktif.
Data Global Nutrition Report 2016 menyimpulkan bahwa gizi baik merupakan sentral dari Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan berarti pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Dalam hal ini pemerintah bertanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI dalam hal pengaruhnya terhadap kesehatan dan peningkatan status gizi.
Peningkatan cakupan Pemberian ASI Eksklusif bayi usia kurang dari 6 bulan merupakan salah satu intervensi gizi spesifik yang secara ilmiah sudah terbukti berkorelasi dengan penurunan angka stunting. Hal tersebut diperkuat dengan diluncurkannya Lancet Breasfeeding Series 2016 pada akhir Januari  lalu di Washington DC yang memuat pencapaian cakupan pemberian ASI di tingkat global serta keuntungan pemberian ASI baik untuk ibu maupun bayinya. Dimana diketahui bahwa hampir 50% kejadian diare dan 60% infeksi saluran pernafasan pada anak-anak dapat dicegah dengan meningkatkan cakupan ASI Eksklusif.
Anak-anak yang mendapatkan ASI Eksklusif cenderung memiliki intelegensia yang lebih tinggi dan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat. Begitu juga dengan ibu yang memberikan ASI memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena kanker payudara dan kanker rahim, tambahnya.
Pemberian ASI sendiri masih menghadapi banyak tantangan, baik dalam keluarga maupun dari luar. Untuk itu, semua pihak harus bersama-sama menjaga agar ibu mempunyai kesempatan untuk menyusui bayinya dan cakupan Pemberian ASI akan meningkat, terutamanya sampai dengan usia 2 tahun, sesuai dengan slogan Pekan ASI tahun ini : Ayo Dukung Ibu Menyusui.
ReplyForward
https://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2019/05/kesehatan-jiwa.jpg 267 189 Dinkesmdo http://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2017/12/dinkes-logo-500px.png Dinkesmdo2019-04-22 10:05:282019-05-21 10:16:04Beri ASI Sampai 2 Tahun Untuk Wujudkan Keluarga Sehat

Peran Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa Masyarakat

18 April 2019/0 Comments/in dinkes manado, kesehatan, News /by Dinkesmdo

Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang.

Data Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.

Berdasarkan fakta fakta permasalahan kesehatan jiwa tersebut, World Health Organization (WHO) dan World Federation for Mental Health (WFMH) berupaya menekankan penyelesaian permasalahan kesehatan jiwa dari akarnya, yang dituangkan ke tema Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2016. Mengambil tema Martabat dalam Kesehatan Jiwa: Pertolongan Pertama Psikologis dan Kesehatan Jiwa Bagi Semua dengan sub tema Jiwa yang Sehat Berawal dari Keluarga Sehat; maka pesan utama yang ingin disampaikan adalah bahwa setiap orang memiliki hak untuk dihargai dan mendapatkan perlakuan layak sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia. Adapun bentuk nyata perwujudan terhadap hak tersebut tercermin dari sejak kecil berupa dukungan psikologis yang diberikan keluarga kepada setiap anggota keluarganya. Lebih jauh lagi, pesan ini juga berarti bahwa penghargaan terhadap hak-hak manusia juga secara perlahan harus mampu menghapus diskriminasi dan stigma terhadap anggota keluarga atau siapapun yang memiliki gangguan jiwa; sehingga mereka dapat tetap dapat dihargai selayaknya manusia bermartabat yang perlu dibantu untuk mendapatkan kembali kehidupan yang berkualitas.

https://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2019/05/kesehatan-jiwa.jpg 267 189 Dinkesmdo http://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2017/12/dinkes-logo-500px.png Dinkesmdo2019-04-18 09:12:552019-05-21 09:30:45Peran Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa Masyarakat

Ayo Makan Ikan! Karena Ikan Itu Enak dan Mencerdaskan

1 April 2019/0 Comments/in dinkes manado, kesehatan, News /by Dinkesmdo
Sebagai negara maritim, Indonesia yang memiliki  luas laut 5,8 juta km2 dengan jumlah  pulau 17.504 dan garis pantai 95.000 km, terpanjang kedua di dunia dianugerahi potensi kekayaan sumber daya ikan yang beraneka ragam dan melimpah.  Berdasarkan kajian, potensi sumber daya ikan nasional mencapai 65 juta ton/tahun  dengan rincian perikanan tangkap sebesar 7,4 juta ton/tahun dan budidaya sebesar  57,6 juta ton/tahun. Kondisi ini adalah anugerah bagi Bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia lapangan kerja, penghasil devisa serta pendukung terwujudnya ketahanan pangan dan gizi nasional.
Mewujudkan ketahanan pangan dan gizi nasional mempunyai arti strategis berkaitan dengan ketahanan sosial, stabilitas ekonomi, stabilitas politik, ketahanan nasional dan kemandirian bangsa. Secara filosofis, pangan menjadi kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap individu. Bagi pemeritah pemenuhan kecukupan pangan bagi seluruh rakyat merupakan kewajiban, baik secara moral, sosial, maupun hukum. Selain itu, pemenuhan kecukupan pangan merupakan investasi pembentukan sumberdaya manusia yang lebih baik/ berkualitas yang menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional dalam mewujudkan visi Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur.
Hingga saat ini, pola konsumsi masyarakat Indonesia terhadap sumber pangan hewani secara umum masih rendah jika dibandingkan dengan pangan nabati. Pada tahun 2014, konsumsi protein hewani sebesar 32,1% dari total protein. Konsumsi protein hewani nasional masih sangat rendah dan perlu terus ditingkatkan. Rendahnya konsumsi protein tersebut berpotensi menghambat upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang absorbsi proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan produk hewani lain seperti daging sapi dan ayam, sumbangan protein ikan terhadap total protein hewani mencapai 57.1%. (Sumber Data BPS, 2014)
Ikan dapat menjadi salah satu solusi utama bagi permasalahan gizi di Indonesia. Ikan kaya akan gizi esensial yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kecerdasan. Ikan mengandung protein, karbohidrat, vitamin, mineral, asam lemak omega 3, 6, 9 yang baik manfaat nya untuk tubuh manusia. Kandungan asam amino dan omega 3 nya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan bahan pangan sumber protein yang lain nya.
https://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2019/04/ayo-makan-ikan.jpg 167 301 Dinkesmdo http://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2017/12/dinkes-logo-500px.png Dinkesmdo2019-04-01 09:09:322019-04-23 09:29:44Ayo Makan Ikan! Karena Ikan Itu Enak dan Mencerdaskan

Gaya Hidup Sehat Cegah Diabetes

29 Maret 2019/0 Comments/in dinkes manado, kesehatan, News, Personal /by Dinkesmdo
Diabetes merupakan penyakit tidak menular yang tidak dapat disembuhkan. Tapi dengan kontrol yang baik anak dapat tumbuh dan berkembang selayaknya anak sehat lainnya.
Kontrol itu dilakukan dengan kontrol metabolik, yakni mengupayakan kadar gula darah dalam batas normal atau mendekati nilai normal tanpa menyebabkan anak menjadi kekurangan glukosa dalam darah. Pengelolaannya dilakukan antara lain dengan pemberian tata laksana yang sesuai baik insulin maupun obat-obatan, pengaturan makan, olahraga, edukasi, dan pemantauan gula darah secara mandiri.
Untuk mencapai kontrol metabolik yang optimal dibutuhkan penanganan yang menyeluruh baik oleh keluarga, ahli endokrinologi anak atau dokter anak, ahli gizi, ahli psikiatri, psikolog anak, pekerja sosial, dan educator.
Selain kontrol yang baik, diperlukan juga upaya pencegahan dengan menrapkan gaya hidup sehat. Pertama, mempertahankan berat badan ideal, jika anak memiliki berat badan berlebih, maka upayakan untuk menguranginya sekitar 5-10% untuk mengurangi risiko. Perlu juga diet kalori dan rendah lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik menurunkan berat badan dan mencegah DM tipe-2.
Kedua, perbanyak makan buah dan sayur. Ketiga, kurangi minum minuman manis dan bersoda. Keempat, aktif berolahraga, upayakan untuk berolahraga setidaknya 30 menit sehari untuk mencapai berat badan ideal dan menekan tingginya risiko DM tipe-2.
Selain itu, berolahraga juga dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kadar insulin. Kelima, batasi waktu penggunaan gadget, karena jika berlama-lama menggunakan gadget sama dengan membiarkan tubuh tidak bergerak dalam waktu lama.
”Upaya pencegahan itu perlu disosialisasikan tidak hanya oleh pemerintah tapi juga perlu dilakukan oleh semua sektor termasuk masyarakat,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Cut Putri Ariane, M.H.Kes, di Gedung Kemenkes, Rabu (31/10).
Berkaitan dengan hal itu, Kemenkes RI akan memperingati Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada 14 November. Kegiatan yang akan dilakukan, yakni melaksanakan sosialisasi informasi tentang diabetes melalui berbagai media (cetak, elektronik, pemasangan spanduk dan umbul-umbul berisi pesan tentang diabetes).
Selain itu, membuat surat edaran kepada seluruh dinas kesehatan privinsi di Indonesia untuk melakukan promosi kesehatan, deteksi dini. Kemenkes juga mengimbau kepada seluruh pihak agar berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan pengendalian DM, termasuk mendorong kementerian dan lintas sektor terkait untuk meningkatkan kerja sama dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga semua kebijakan yang ada berpihak pada kesehatan.
ReplyForward

https://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2019/04/hidup-sehat.jpg 168 300 Dinkesmdo http://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2017/12/dinkes-logo-500px.png Dinkesmdo2019-03-29 08:34:572019-04-12 08:49:00Gaya Hidup Sehat Cegah Diabetes

Waspada Kusta, Kenali Cirinya

25 Maret 2019/0 Comments/in dinkes manado, kesehatan, News /by Dinkesmdo
Kusta bukan penyakit keturunan apalagi akibat kutukan. Kusta merupakan infeksi pada saraf dan kulit yang disebabkan oleh mycobacterium leprae. Penularannya melalui pernapasan, udara, dan kontak langsung dengan penderita yang belum diobati.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes mengatakan penyakit kusta banyak dianggap biasa oleh masyarakat, padahal bila terlambat ditangani bisa menjadi sumber penularan.
”Ini (kusta) tidak berasa karena itu banyak masyarakat menganggapnya biasa. Sebenarnya permasalahan kusta itu hanya dia bercak dan tidak berasa, jadi dia anggap biasa, padahal kalau terlambat ditemukan dan aktif bakterinya menjadi sumber penularan,” katanya pada temu media Hari Kusta Sedunia, Kamis (7/2) di ruang pers Naranta Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes.
Faktor yang mempengaruhi penularan kusta adalah salah satunya penderita kusta yang belum mengonsumsi obat Kusta. Masa inkubasi perlu waktu lama (rata-rata 3-5 tahun) dan kejadian penyakit ini terbanyak pada negara tropis, dan Indonesia berada pada urutan ketiga di dunia setelah India dan Brazil dalam jumlah kasus baru yang ditemukan setahun.
Angka Penemuan Kasus Baru Indonesia: 6,07 per 100.000 penduduk. Total kasus baru sebanyak 15.910. Secara Nasional, Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta (angka kasus kusta terdaftar atau angka prevalensi <1/10.000 penduduk) pada tahun 2000. Namun masih ada 10 Provinsi yang belum mencapai eliminasi kusta. Selanjutnya di tingkat Kabupaten/Kota, pada akhir tahun 2017 masih tedapat 142 Kabupaten/Kota belum mencapai eliminasi kusta yang tersebar di 22 Provinsi.
Bentuk kelainan pada tubuh yang menderita kusta bisa berbeda. Pada kulit ditandai dengan bercak putih maupun bercak merah dan mati rasa, kadang berupa benjolan-benjolan di lengan, wajah, badan, dan telinga. Pada saraf tepi ditandai dengan mati rasa pada area telapak tangan dan atau telapak kaki yang mengalami kerusakan saraf, kelumpuhan di tangan dan kaki, kering, dan tidak berkeringat. Divisi Dermatologi Infeksi Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Sri Linuwih Menaldi SW, SpKK(K) mengatakan Kusta penyakit menular tapi tidak mudah menular. Jika kelainan itu terjadi pada mata ditandai dengan refleks kedip berkurang, dan kelopak mata tidak menutup dengan baik. Masalah yang lebih seriusnya adalah terjadi cacat menetap seperti jari bengkok, memendek atau terputus, kelumpuhan tangan dan kaki, kelopak mata tidak menutup (lagoftalmos), dan kebutaan.
”Yang perlu kita waspadai adalah Indonesia penyumbang kusta ke-3 di dunia. Kelainan pada kusta ini mirip dengan penyakit lain, seperti panu, kurap, dan kaligata,” kata dr. Sri. Bagi mereka yang terkena kusta pengobatan yang efektif dengan diberikan multi drug treatment (MDT) yang tersedia gratis di Puskesmas dan beberapa rumah sakit. Lama pengobatan 6 bulan untuk tipe PB (pausibasiler), dan 12 bulan untuk tipe MB (multibasiler). Tujuan dari pengobatan adalah memutus rantai penularan, mencegah cacat atau menangani agar cacat tidak berlanjut, menangani komplikasi, memperbaiki kualitas hidup penderita. Kusta tidak identik dengan cacat, kusta dapat diobati, temukan tanda dan gejala dini kusta, hilangkan stigma dan diskriminasi.

https://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2019/04/gejala-kusta.jpg 136 370 Dinkesmdo http://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2017/12/dinkes-logo-500px.png Dinkesmdo2019-03-25 13:48:512019-04-11 13:56:45Waspada Kusta, Kenali Cirinya

Air Bersih Jadi Sarang Nyamuk DBD

22 Maret 2019/0 Comments/in dbd, dinkes manado, kesehatan, News /by Dinkesmdo
Jangan dikira nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) atau aedes aegypti lebih senang bersarang di tempat kotor atau tak terawat. Nyamuk aedes aegypti justru lebih senang berada di air bersih yang dibiarkan tergenang.
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan masalah DBD adalah masalah lingkungan dan nyamuk DBD lebih sering berada di air bersih.
”Nyamuk DBD hidup di air bersih yang tergenang. Di sana nyamuk akan berkembang biak,” kata Menkes Nila, Senin (4/2).
Letak genangan air bersih itu bisa ada di mana-mana, tidak hanya di luar rumah, di dalam rumah pun banyak. Terutama pada barang-barang pribadi seperti tempat penampungan air dispenser, bak mandi atau bak penampungan air, dan tempat minum burung.
Tempat genangan air itu menjadi sumber berkembang biak jentik nyamuk hingga menjadi nyamuk dewasa. Menkes mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan terutama di rumah masing-masing, mencari jentik-jentik nyamuk, serta meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk.
Dalam hal ini perlu adanya jumantik di setiap rumah dan di lingkungan tempat tinggal, termasuk di sekolah.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, drg. Widyawati, MKM mengatakan kasus penyakit DBD terus meningkat. Secara nasional berdasarkan perkembangan informasi yang diterima olehnya hingga tanggal 3 Februari adalah sebanyak 16.692 kasus dengan 169 orang meninggal dunia. Kasus terbanyak ada di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, NTT, Kupang.
”Kejadian DBD semua tergantung dari daerah. Semua daerah bisa terkena, karena memang ini masalah lingkungan, karena genangan air dan dipengaruhi curah hujan tinggi,” kata Widyawati.
Widyawati menekankan perlunya 1 rumah 1 Jumantik untuk memberantas sarang nyamuk, karena 1 Jumantik bisa menyelamatkan satu keluarga.
https://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2019/04/air-bersih-sarang-nyamuk-dbd.jpg 174 290 Dinkesmdo http://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2017/12/dinkes-logo-500px.png Dinkesmdo2019-03-22 13:57:382019-04-11 14:02:13Air Bersih Jadi Sarang Nyamuk DBD

Penyakit Ginjal Pada Anak

11 Maret 2019/0 Comments/in dinkes manado, kesehatan, News, penyakit pada anak /by Dinkesmdo
Penyakit ginjal adalah kelainan yang mengenai organ ginjal yang timbul akibat berbagai faktor, misalnya infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik atau degeneratif. Penyakit ginjal kronis, biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun.
Penyakit ginjal kronis pada balita, paling sering disebabkan karena kelainan bawaan, misalnya kelainan atau kekurangan dalam pembentukan jaringan ginjal, disertai adanya sumbatan atau tanpa sumbatan. Sedangkan pada usia 5 tahun ke atas sering disebabkan oleh penyakit yang diturunkan (misalnya penyakit ginjal polikistik) atau penyakit yang didapat (misalnya glomerulonefritis kronis).
Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit ginjal kronis adalah riwayat keluarga dengan penyakit ginjal polikistik atau penyakit ginjal genetic, bayi dengan berat lahir rendah atau prematur, anak dengan riwayat gagal ginjal akut, kelainan bawaan ginjal, infeksi saluran kemih, riwayat menderita sindrom nefrotik atau sindrom nefritis akut atau sindrom hemolitik uremik, riwayat menderita penyakit sistemik (kencing manis, lupus, Henoch Schoenlein purpura), dan riwayat menderita tekanan darah tinggi.
Jenis gangguan ginjal secara umum berdasarkan terjadinya penyakit ada dua, yakni pertama, penyakit ginjal akut, artinya penyakit ginjal timbul yang mendadak dan waktunya singkat.
”Penyakit ginjal akut ini umumnya penyakit yang sembuh sempurna, jadi tidak ada gejala sisanya.
Kedua, penyakit ginjal kronis yang pada umumnya menetap selama lebih dari 3 bulan, tetapi banyak juga penyakit ginjal kronis yang akan dialami seumur hidup. Artinya tidak ada lagi perbaikan untuk ginjalnya, harus ada terapi secara terus-menerus seumur hidup.
”Penyakit ginjal itu seringkali menyerang dewasa tapi ternyata ada juga banyak pada anak. Banyak anak-anak yang sebetulnya sehat kemudian mengalami dehidarasi misalnya karena diare yang berkepanjangan atau hal berat lainnya yang tidak tertangani yang menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang” katanya.
Untuk mengetahui gejala gangguan ginjal salah satunya bisa diketahui melalui kaki yang membengkak secara simetris. Ketika ada pasien yang seperti itu, dokter harus segera menindaklanjutinya.
Pemeran utama adalah tenaga medis di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Setelah dilakukan cek lab dan ditemukan kecurigaan harus segera ditindaklanjut.
ReplyForward
https://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2019/04/ginjal-pada-anak.jpg 227 222 Dinkesmdo http://dinkes.manadokota.go.id/wp-content/uploads/2017/12/dinkes-logo-500px.png Dinkesmdo2019-03-11 12:32:552019-04-11 12:47:25Penyakit Ginjal Pada Anak
Page 1 of 41234

Archive

  • September 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Juli 2018
  • Maret 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017

Categories

  • dbd
  • dinkes manado
  • imunisasi
  • kesehatan
  • News
  • pengumuman
  • penyakit pada anak
  • Personal
  • rakerkesda
  • rubella
  • Tak Berkategori

Facebook

Instagram

Instagram has returned invalid data. Follow Me!

Hubungi Kami

Jln. Balai Kota No.1 Tikala, Manado
Email:

 

Links

Indonesia
Pemkot Manado
Kementerian Dalam Negeri
Badan Kepegawaian Negara
Menpan RB

Peraturan

Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
Permen
Perda
Perwal

© Copyright - Dinas Kesehatan Kota Manado
  • Facebook
  • Instagram
  • Mail
Scroll to top